Pola Pikir Sesat Pemerintah Jokowi, Haus Ngutang Tapi Pelit Beri Subsidi


Muslim Bersatu - Pengamat ekonomi-politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mengecam kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) yang sangat haus berutang, sehingga menumpuk utang hingga menggunung.

Namun anehnya, di sisi lain pemerintah sangat pelit terhadap subsidi. Kebijakan pengucuran subsidi pemerintah sangat sulit dikeluarkan, termasuk dalam APBN 2017 ditariknya subsidi listrik kapasitas 900 va. Meski kemudian di APBN Perubahan 2017 menambah Rp7 triliun subsidi listrik.

“Sekarang pemerintah sedang berusaha melobi DPR agar batas defisit ditiadakan. Dengan begitu, pemerintah boleh berhutang sepuas-puasnya. Padahal meningkatnya utang pemerintah menjadi beban besar bagi fiskal saat ini dan masa yang akan datang,” kritik dia, di Jakarta, Minggu (16/7).

Untuk diketahui, defisit di APBNP 2017 sendiri diubah jadi 2,92 persen dari sebelumnya 2,41 persen. Padahal batas defisit berdasar UU Keuangan Negara adalah 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurutnya, kebijakan pemerintah yang haus utang namun pelit kepada rakyatnya itu membuat publik bertanya-tanya. Kemana uang hasil ngutang itu dibawa kabur? Kapan penuhnya kantong oligarki pemerintahan Jokowi ini?

“Nilai infrastruktur yang dibangun Jokowi tidak lebih dari Rp100 triliun, sementara utang bertambah lebih dari Rp1.000 trilun dan subsidi untuk rakyat semua telah dicabut. Kalau pemerintahan Jokowi ini dibiarkan, rakyat akan banyak yang mampus!” Kecamnya.

Jumlah utang pemerintah sendiri, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), utang pemerintah yang bersumber dari luar negeri hingga kwartal I-2017 mencapai Rp2.213,8 triliun pada tingkat kurs Rp13.300/USD.

Sejak pemerintahan Jokowi berkuasa (kwartal IV-2014) utang luar negeri pemerintah bertambah sebanyak 36,71 miliar dolar atau sebesar Rp488,33 triliun.

Kemudian, utang pemerintah yang bersumber dari surat utang negara (SUN) hingga Juni 2017 mencapai Rp1.658.6 triliun. Atau sejak pemerintahan Jokowi (Oktober 2014) jumlah tersebut bertambah sebesar Rp551,32 triliun.

“Artinya, Jokowi sejak naik ke tampuk kekuasaan telah menambah utang lebih dari  Rp1.050 triliun lebih. Tahun 2017 ini pemerintah berencana akan menambah utang sebesar Rp450 triliun seiring melebarnya defisit anggaran 2,92% itu,” jelas dia.

Maka dengan demikian, lanjutnya, total utang pemerintah yang bersumber dari dalam dan luar negeri sampai dengan bulan Juni 2017 mencapai Rp3.872,4 triliun.

Namun di sisi lain, pemerintah justru begitu pelit kepada rakyat. Subsidi di 2015 sebanyak 75 % persen berupa subsidi BBM langsung dicabut. Harga pun BBM langsung melejit dan daya beli masyarakat langsung ambruk.

“Dan sepanjang tahun 2016-2017 pemerintah setiap tiga bulan menggergaji subsidi listrik yang mengakibatkan tarif listrik melompat melebihi rata-rata tarif listrik di Amerika Serikat, China dan India,” pungkas dia.[aktual]

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Buka komentar
Tutup komentar

Belum ada Komentar untuk "Pola Pikir Sesat Pemerintah Jokowi, Haus Ngutang Tapi Pelit Beri Subsidi"

Posting Komentar

Subcribe

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel