Menkeu Sri Mulyani Doyan Potong Anggaran Tapi Tak Punya Strategi Peningkatan Ekonomi


Muslim Bersatu - Analis Ekonomi dan Kebijakan Publik,  Abdulrachim Kresno mengkritisi kebijakan Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang doyang memangkas anggaran namun tak punya strategi menggenjot pertumbuhan perekonomian nasional.

Dia menuturkan, sejak menjabat pada akhir Juli 2016 lalu, langkah utama Sri Mulyani langsung melakukan pemotongan anggaran pada kementerian dan lembaga serta dana daerah. Anggaran yang dipotong sebesar Rp133,8 triliun, padahal Menkeu sebelumnya Bambang Brodjonegoro juga telah memotong anggaran Rp50,02 triliun. Jadi total potongan untuk APBN 2016 adalah Rp183,82 triliun.

“Pemotongan anggaran ini membuat kelesuan ekonomi yang sangat terasa dampaknya dilapangan dan mempunyai efek yang berantai. Sampai bulan Mei 2017, penjualan ritel masih mengalami penurunan sampai 35%-40% dibandingkan dengan 2016,” katanya dalam keterangan yang diterima Aktual.com di Jakarta, Sabtu (8/7).

Berdasarkan penelusurannya, Pedagang pakaian Blok A Tanah Abang mengalami penurunan omset menjelang lebaran tahun ini 65 % dibanding tahun lalu. Kemerosotan ini dialami merata di Blok A , B , F. Selain itu menurutnya, kebangkrutan gerai retil Seven Eleven juga merupakan indikator kelesuan ekonomi .

“Dulu anak-anak muda mempunyai uang Rp35-50 ribu bisa membeli kopi dan membeli kue dan lain-lain, kemudian nongkrong lama sambil menikmati Wifi gratis. Tetapi lama kelamaan mereka hanya punya uang Rp15 ribu, beli kopi, nongkrong, tetapi tidak beli kue dan lainnya. Makanya Sevel omsetnya mengecil dan bangkrut,” tuturnya.

Selain itu, indikator lainnya dapat dilihat pada penjualan Avgas (bahan bakar untuk pesawat terbang), jika saat Lebaran 2016 naik sampai 8%, pada 2017 hanya naik 3%, kurang dari separuhnya. Penjualan extra tiket untuk Kereta Api Lebaran 2017 hanya laku 20% dari pada 2016. Menurun jauh, karena daya beli masyarakat menurun.


“Sampai saat ini Darmin Nasution dan Sri Mulyani bahkan tidak punya konsep bagaimana caranya menggenjot pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor unggulan apakah yang akan menjadi fokusnya, dimanakah kita bisa unggul dari negara-negara lain bila dilihat dari alamnya, budayanya, Sumber Daya, Sumber Daya Manusianya. Bagaimana planningnya dengan kondisi yang ada itu semua?” Cecar dia.

“Sri Mulyani sudah menjabat Menteri Keuangan selama satu tahun. Itu waktu yang sangat cukup jika digumakan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan meletakkan dasar-dasar perubahan struktur ekonomi dari hanya mampu ekspor bahan mentah seperti CPO dan batubara menjadi ekspor hasil-hasil manufacturing seperti Vietnam yang ekspor tekstilnya mencapai USD 23,8 Milyar, dua kali ekspor tekstil kita yang hanya USD 12 Milyar,” pungkasnya. (akt)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Buka komentar
Tutup komentar

Belum ada Komentar untuk "Menkeu Sri Mulyani Doyan Potong Anggaran Tapi Tak Punya Strategi Peningkatan Ekonomi"

Posting Komentar

Subcribe

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel