Mendikbud Wacanakan Sekolah 5 Hari, PP Muhammadiyah Tegas Mendukung


Muslim Bersatu - Pembangunan sumber daya manusia merupakan pondasi dalam melaksanakan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, untuk menuju Generasi Emas 2045, siswa harus dibekali keterampilan abad 21 yang meliputi karakter yang berkualitas, literasi dasar dan kompetensi 4C (critical thinking, creativity, communication, and colaboration). Hal ini perlu dilakukan untuk membekali siswa menghadapi kondisi degradasi moral, etika, dan budi pekerti.

Begitu kata Ketua Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Baedhowi menanggapi kebijakan lima hari sekolah yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam keterangan resminya, Jumat (16/6).

Menurutnya, gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)

Atas alasan itu juga, Baedhowi menyebut bahwa pelaksanaan 5 hari sekolah sebagaimana diatur dalam Permendikbud 23/2017 sejatinya bertujuan untuk penguatan nilai-nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Pelaksanaanya meliputi kegiatan pembiasaan yakni memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu Nasional, dan berdoa bersama, kegiatan literasi. Kemudian ada kegiatan intra-kurikuler atau kegiatan belajar-mengajar.

"Sementara kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua & masyarakat. Kegiatannya meliputi kegiatan keagamaan, pramuka, PMR, paskibra, kesenian, bahasa dan sastra, KIR, jurnalistik, olahraga, dan sebagainya," ujar Baedhowi.

Kegiatan-kegiatan pembiasaan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler merupakan upaya pemerintah untuk mengoptimalkan Penguatan Pendidikan Karakter, literasi dasar dan kompetensi 4C bagi warga bangsa melalui sekolah dan sumber belajar lainnya.

Kata Baedhowi, pelibatan sumber belajar selain sekolah dalam kegiatan Hari Sekolah selama 40 jam selama 5 hari seminggu, akan memperkuat keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan pendidikan secara lebih luas dengan mengedepankan kearifan lokal yang dimiliki oleh sumber belajar lainnya

"Berdasarkan pengalaman di atas, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendukung kebijakan 5 Hari Sekolah sesuai dengan Permendikbud No. 23 tahun 2017 yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kesiapan sekolah masing-masing yang hal ini sesuai dengan prinsip School Based Managemen (Manajemen Berbasis Sekolah)," tegasnya.

“Kepada seluruh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) perlu mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakan 5 hari sekolah sesuai dengan kesiapannya dan dapat dilakukan secara bertahap,” tutup Baedowi. (rmol)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Buka komentar
Tutup komentar

Belum ada Komentar untuk "Mendikbud Wacanakan Sekolah 5 Hari, PP Muhammadiyah Tegas Mendukung"

Posting Komentar

Subcribe

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel