Pemuda Muhammadiyah: Ide Mendikbud Sengaja Disalahartikan Untuk Tujuan Politis


Muslim Bersatu -Mendikbud Muhadjir Effendy tidak pernah membuat kebijakan dengan nomenklatur "full day school". Namun disayangkan narasi seolah akan diberlakukan "full day school" terus diproduksi sehingga muncul perspektif Mendikbud mendorong sekolah satu harian penuh.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, setelah mendapat penjelasan langsung dari Mendikbud soal Permendikbud 23/2017 tentang Hari Sekolah tersebut.

"Jadi, publik sengaja disesatkan oleh berbagai narasi-narasi yang cenderung politis penuh dengan upaya membunuh karakter Mendikbud," ungkap Dahnil, seperti dikutip dari keterangan persnya (Senin, 19/6).

Pemuda Muhammadiyah menilai Permendikbud 23/2017 tersebut sebenarnya berorientasi pada implementasi "penguatan pendidikan karakter".

"Justru bagi kami, Mendikbud sedang berusaha melaksanakan visi revolusi mental yang menjadi visi utama Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla," tegas Dahnil.

Lebih jauh Dahnil menjelaskan bahwa kekhawatiran Permendikbud yang mengatur lima hari sekolah tersebut akan merugikan madrasah diniyah tidak beralasan.

Karena justru  melalui Permendikbud tersebut, Madrasah Diniyah memiliki kesempatan lebih luas dikoneksikan dengan sekolah umum sehingga bisa bersama-sama mencerdaskan anak bangsa, khususnya dalam upaya penguatan karakter. (rmol)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Buka komentar
Tutup komentar

Belum ada Komentar untuk "Pemuda Muhammadiyah: Ide Mendikbud Sengaja Disalahartikan Untuk Tujuan Politis"

Posting Komentar

Subcribe

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel